Tor + Privoxy Experiment #1

Seharusnya posting ini di publish 8 hari lagi, bukan karena apa apa, tapi supaya pas 3 tahun saya benar benar TIDAK pernah menulis lagi di blog ini.

screen 1

Yup, Dashboard wordpress saya menunjukkan last published adalah 29 Agustus 2012. Wow, entah sesuatu yang harus dibanggakan atau bukan, karena kurang lebih antara 6 atau 8 tahun yang lalu, saya adalah orang yang suka nyampah ,  saya dulunya adalah orang yang rajin posting di facebook, twitter, blog, dan entah social media apa lagi yang bahkan saya sudah lupa namanya, atau bahkan mungkin sekarang situs nya sudah down. Namun beberapa tahun terakhir saya sangat berusaha untuk anonymous, istilah keren untuk males dan muak posting dimanapun tempatnya 🙂

Namun entah mengapa saat ini, jemari saya yang tidak bisa dibilang lentik, mengetikkan alamat dashboard wordpress saya. dan voila !! … , sedikit mengecewakan sih, karena comment yang awaiting moderation cuma 2, dan parahnya 1 dari 2 comment tersebut adalah spam.

 Anyway, kembali ke judul …

Belakangan saya sering menggunakan Tor Browser , bukan karena ingin mengunjungi situs XXX atau situs yang di block lainnya (walaupun bisa 😛 ) , melainkan karena kekecewaaan terhadap layanan telkom speedy dimana kebanyakan situs luar, yang jarang diakses sama publik, selalu keluar “Err Empty Response” dan ini belum ada solusi dari pihak telkom sampai sekarang, udah telpon, respon standar restart modem, di twitter beberapa user juga udah ada yang tanya, sama, respon standar atau bahkan no respon. Masalah ini cukup menyulitkan, karena kebanyakan server saya ada di Eropa. Untungnya rekan saya Muhammad Irfan, menyarankan untuk menggunakan Tor Browser, dan ternyata benar benar mujarab, situs situs yang server nya di luar dan jarang diakses publik, dengan Tor Browser ini bisa diakses tanpa kendala, walupun memang agak lemot, maklum karena Tor Browser melalui sebuah relay dulu sebelum mengakses sebuah situs. Konsep bagaimana Tor browser mengelola antara user dengan situs bisa diintip disini. Jadi kalau saya simpulkan sih Project Tor ini tujuannya untuk meningkatkan privacy dan security kita ketika mengakses situs.

Yang menarik adalah ternyata setiap 10 menit sekali, IP yang dialokasikan untuk Tor Browser berubah secara otomatis, yang saya maksud berubah adalah benar benar berubah, termasuk IP Address, Location bahkan ISP, thanks to all Tor Relays .. 🙂 . Muncullah sebuah ide nakal, kalau begitu misal kita install Tor di server kita, maka ketika kita scraping, boting, dll kita akan stay anonymous, sehingga mencegah, server kita di ban / blacklist oleh Data Provider, mungkin Google, Facebook, etc. Kalau selama ini kita scraping menggunakan proxy / private proxy, Tor ini sama dengan unlimited proxy, terbayang gak berapa cost yang bisa dihemat ? jika 1 private proxy = $1.

Akhir nya berangkat lah saya untuk Experiment #1 install Tor Client di Server Saya.

  • Install Tor di ubuntu
  • Konfigurasi Port
  • Kalau default 10 menit ganti IP, sepertinya terlalu lama, karena per detik nya ada ratusan thread dari aplikasi saya untuk scraping/ boting, pasti akan di ban / blacklist jika menggunakan IP yang sama selama 10 menit
  • Location Lock, karena beberapa script saya membutuhkan user login, dimana lokasi sangat berpengaruh terhadap bahasa, ataupun jika terlalu sering berpindah lokasi akan meningkatkan kemungkinan Ban / Blacklist
  • Koneksi Aplikasi /script saya ternyata menggunakan Koneksi PROXY HTTP, dan jika saya ganti ke koneksi SOCKS5, terlalu banyak code yang harus saya ubah, buang buang waktu, dan jika experiment gagal maka buang buang effort
    • Install Privoxy , Privoxy kurang lebih sama, seperti Tor, namun Privoxy tidak menggunakan Relay untuk koneksi ke internet, Privoxy berbasis “Action” dan “Filter, dimana akan Melakukan sebuah Action atau mengaplikasi kan filter ketika mengakses sebuah situs, (contoh : menghapus banner iklan secara otomatis)
    • Yang paling penting Privoxy diakses dengan koneksi PROXY HTTP, cucok buat aplikasi / script saya.
    • Privoxy juga sudah bisa dengan mudah di integrasikan dengan Tor (untuk memanfaatkan Dynamic dan Anonymous IP)
  • Semua Tujuan tampaknya sudah tercapai
    • IP Dynamic dan Anonymous
    • Location Based IP
    • Tidak ada perubahan Code

Sementara sudah terimplementasi dan Belum ada kendala yang signifikan, semua berjalan normal mirip seperti menggunakan private proxy yang saya beli.

ttr

Monitoring akan terus dilakukan, dan jika ada update kendala + solusi terpaksa dilakukan Experiment #2 😀

TODO :

  1. IP authorized based untuk privoxy dan Tor.
  2. Kontribusi di Tor project, supaya project nya tetap di maintain sama user yang lain juga.

UPDATE ( 12 Agustus 2015)

  • Service Tor tiba tiba mati setelah didahului dengan banyak log : [notice] We tried for 15 seconds to connect to ‘[scrubbed]’ using exit $0FCF071AC02CC433EFA82D0E60878117BBDE26ED~dorrisdeebrown at 96.47.226.20. Retrying on a new circuit.
    • Dugaan sementara, sepertinya Instance Tor client di server saya gagal koneksi ke Tor Network, entah karena terlalu banyak melakukan koneksi dan ganti ExitNodes, atau karena pas koneksi international server saya down.
    • Solusi sementara, bikin script setiap 5 menit check bahwa socket available, cukup pake fsockopen aja, jika down, maka restart Tor. Otomatis script harus running dengan user sudo, karena pas install, lupa bikin user dan grup khusus untuk Tor. Agak unsafe, tapi nanti di optimasi lagi.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *